Rabu, 16 Maret 2011

21 tahun loh, riri..

Mau tau hal apa yang sebenarnya mendekati kematian, namun tetap dirayakan tiap tahun? Iya betul. Ulang tahun. Banyak orang yang bilang ‘wah selamat ulang tahun yah, panjang umuur’, padahal mereka tidak tahu kalo umur mereka semakin pendek. Tapi bagaimanapun, semua manusia pasti pernah berulang tahun.

Dan saya, 16 Maret 2011, resmi berumur 21 Tahun.

Malamnya saya sempat main futsal sama teman – teman tetangga lawan teman – teman Rismit, sialnya berharap dapat ‘kado pertama’ dengan kemenangan lawan Rismit, kita malah dibaham 12-4. Menyedihkan.

Tapi ternyata Tuhan sudah punya rencana lain. Ternyata kado pertama itu datang dari Namira Fakhrainy, someone specially. Beliau nelfon tepat pukul 00.00 dan kasih surprise dengan kado yang dia kirim dari Jakarta dan ditaruh depan rumahku dengan bantuan sahabat – sahabatku. Isinya? Ada kemeja, dua cubecraft, dua minuman Cadburry bubuk (yang sudah saya idam – idamkan dari dulu) dan beberapa notes. Saya senang sekali. Senang dia berhasil ‘curi start’ dan jadi yang paling pertama bilang selamat ulang tahun ke saya.

Beberapa menit kemudian, Maceku datang ke kamar, buka pintu.. dan saya kira mau kasih selamat.. eh ternyata menawarkan.... beberapa terang bulan.. astaga, saya kira kunci mobil deh. Tapi okelah Ma, ini tetap dihitung kado. Makasih ya :)

Paginya saya ke kantor dengan hati riang gembira, senang tak tertandingi. Walaupun lumayan dikagetkan dengan beberapa revisi desain yang sudah terlanjur dibuat (dan saya takut kena marah), tapi semuannya jadi cair ketika jam pulang saya dipanggil ke lantai 2 buat rayakan ulang tahunku. Acaranya kecil –kecilan, hanya ada potong kue, spatah – dua patah kata dari para petinggi, terus pulang. Serunya, ternyata di kantor ada 3 orang yang ulang tahun. Saya, Pak Yayat, dan Pak Syam. Ini dia kuenya.

Pulang kerumah, saya siap – siap, karena bakalan ada acara syukuran dengan teman – teman kampus, KKN, dan Cronous. Teman – teman KKN ku sudah datang duluan (senang ketemu mereka lagi), tapi saya agak was – was teman – teman kampusku belum ada satupun yang nongol batang hidungnya. Padahal sudah jam 8. Finally their come dengan berbondong – bondong(dengan perut keroncongan sepertinya). Senang sekali pokoknya. Saya suka kumpul – kumpul seperti ini, pemirsa. Kita bisa cerita banyak hal. Dan ternyata saya dapat kado dari teman – teman. Hahaha, saya sangat suka yang namanya kado. Selain bungkusnya yang warna – warni, isinya juga bikin pemasaran. Siapa tahu tiket pesawat ke Jakarta kek, kan lumayan.

Makan – makan, cerita – cerita, dan ketawa – ketawa, dan beberapa pesan – pesan dan semacam pemotongan tumpeng dari orang tua (walaupun keliatan agak lebay) mewarnai acara malam itu. Finally the party is over. Saya buru – buru ke kamar liat apa yang mereka kasih. Wow, album Berlayar Sheila On 7 ternyata!! Saya betul – betul terharu, senang sekali teman – teman tahu apa yang saya mau. Saya betul – betul menabung dan incar album ini dari beberapa minggu yang lalu. Terima kasih ya teman – teman Calisto (itu nama angkatanku), saya banga dan senang punya teman kayak kalian. Semoga Sheila on 7 juga rilis album Maret 2012, supaya saya dapat kado album lagi.

Terakhir malam ditutup sama teman – teman Cronous yang datang main PES di laptopku dan cerita tentagng kekonyolan fakultas salah satau teman saya. Lengkap sudah hari ini.

Terima kasih ya buat semua ucapannya, buat semua perhatiannya, kadonya. Saya bakal berusaha jadi lebih baik. Doa saya mungkin Ccuma itu di umur 21, umur yang menurut saya betul – betul sudah dewasa, sudah harus dipanggil ‘pak’ kalo belanja di Mall, bukan lagi dipanggil ‘dek’. Diaman semuanya harus jadi lebih bijaksana, jadi lebih dewasa, jadi lebih matang dalam menghadapi cobaan, dan jadi sarjana sebrlum umur 22.

Amin.

Terima kasih semua, selamat melewati 16 Maret 2011 J

Kamis, 03 Maret 2011

Indonesia, surganya sinetron..


Indonesia. Iya, ini Indonesia, Bapa. Orang memang sering bilang kalo Indonesia itu negara yang kaya raya. Koruptor nya kaya, Gayus nya kaya, dan satu yang terkenal kaya di Inodonesia. Sinetron.

Betul, pemirsa. Sinetron menjadi sebuah konsumsi rutin masyarakat Indonesia jaman sekarang. Bagaimana tidak? Berapa banyak suami yang terlambat jam makan malamnya karena sang istri menunda masaknya demi menunggu sang Putri Yang Ditukar? Bagaimana si pembantu menunda – nunda menyetrika pakaian dinas majikannya demi melihat Fitri yang sibuk menghindari niat jahat Misca? *wah saya ternyata lumayan banyak tau juga*

Ada beberapa hal yang membuat saya mengangkat isu sinetron di postingan kali ini.

Pertama, jam tayang sinetron memang paling strategis. Maceku pernah batal pergi ke acara nikahan gara – gara nonton iklan Putri Yang Ditukar dan ada statement Nikita Willy “saksikan Putri Yang Ditukar, akan ada rahasia besar yang terungkap” sambil akting nangis yang nyaris sempurna. Ditambah tagline dibawah iklan dengan tulisan besar “IKLAN MAKIN PENDEK’.. aneeh. Kemana semua para pemilik perusahaan yang mau iklankan produknya? Atau jangan – jangan tawaran pemasangan iklan mereka ditolak? Jadi mungkin negosiasinya jadi seperti ini:

Pemilik iklan : “Pak, saya mau masang iklan saya di TV Bapak, kira2 berapa Milyar yah kalo saya masangnya di waktu penayangan Putri Ynag Ditukar?”

Pemilik TV : “Waah nda bisa Pak. Ada rahasia besar yang bakal terungkap di sinetron itu. Tanya saja Nikita Willy”

Keadaan hening. Pemilik iklan pulang.

Saya juga kurang mengerti kondisi seperti ini.

Kedua. Sinetron memang berhasil menjangkau semua jenjang sosial masyarakat. Mau itu pembantu, Ibu rumah tangga, Profesor, pemain bola, bahkan supir pete2 juga ada yang suka sinetron. Satu contoh misalnya, pembantu saya. Dia itu sinetroners, pemirsa. (iya, keren kali ya kalo namanya sinetroners. Lebih gimanaa gitu). Mungkin kalo ada fan group sinetron, pembantu saya sudah jadi panitia inti. Hmm, dia itu punya cara kreatif untuk nonton. Sinetron. Di kamarku memang ada TV 14 inci, dan biasanya dia tidak berani nonton di ruang tengah. Jadi biasanya kalau jam sudah menunjukkan waktu diputarnya sinetron, dan saya mau keluar. Dia biasanya langusng melobi. “Ri, mauki keluar? Boleh nonton sinetron dikamarta? Nanti saya bersihkan”. Licik memang, tapi itu sebuah simbiosis mutualisme menurut saya. Penasarannya akan Putri Yang Ditukar hilang, dan kamarpun bersih. Saran saya, carilah pembantu seperti ini.

Seperti yang saya bilang tadi, sinetroners itu mencakup semua lapisan masyarakat. Teman saya, laki – laki, yang bahkan sebaya ternyata mengikuti sinetron. Waktu saya kerumahnya, waktu itu kita diservis nasi goreng. Pas lagi ngambil nasi, ternyata teman saya lagi serius nonton sinetron. Bahkan dia bilang “edd pura – pura ji ini nangis pasti. Mauji dia alihkan perhatiannya itu yang tadi supaya lolos”. Saya nda ngerti dia bicara apa. Betul – betul pembicaraan diluar sepengetahuan saya.

Ketiga. Sinetron berhasil mengalihkan dunia seseorang. Membuat mereka mungkin bisa sedikit melupakan dunia nyata. Bahakan cenderung menjadi egois. Saya pernah nonton siaran jalan – jalan di sebuah TV swasta yang menceritkan kesuksesan orang Indonesia di negara luar. Saya waktu itu sms teman saya untuk nonton acara yang sama. Tapi apa balasan smsnya? “Tidak bisa, Ri. Orang – orang dirumahku nonton sinetron Amirah. Tidak bisa diganggu”. What the..

Keempat, durasi sinetron. Pemirsa, kalian boleh sekali – sekali (kalo kurang kerjaan) nonton lah sinteron, pasang timer, dan lihat berapa lama durasi sinetron. Setahu saya, sinetron sekarang itu mainnya kurang lebih 2,5 jam. Gila kan? Harry Potter saja butuh waktu setahun untuk nonton sambungan Deathly Hallows dengan durasi 2 jam, tapi lihat sinetron. 2,5 jam tiap hari, dan iklan yang katanya lebih sedikit. Bayangkan betapa hebatnya kejar tanyang sinetron. Saya bahkan pernah dengar, katanya sinetron yang bakal tayang buat besok, take gambarnya itu biasanya satu hari sebelumnya. Woow..

Kelima, kalau di film layar lebar Denias ada semboyan ‘belajar bisa dimana saja’, maka sekarang muncul semboyan baru. ‘Nonton sinetron bisa dimana saja’. Waktu itu saya ke swalayan buat beli beberapa kebutuhan sehari – hari. Dan apa yang saya liat? Ada Ibu – Ibu yang seriusnya minta ampun nonton sinetron lewat TV yang dipajang buat dijual dan lumayan bikin macet jalur swalayan.

Ketika ditegur, Ibu itu cuma bilang, ‘Maaf Pak, seru sekali. Saya keasyikan’.

Itulah uneg – uneg saya tentang sinetron. Semua orang memang mungkin punya pendapat yang berbeda – beda. Satu lagi ketakutan saya, apa jadinya kalau semua tayangan TV didominasi sinetron? Tidak ada pilihan lain misalnya. Akan banyak dampaknya, salah satunya buat Ibu – Ibu hamil mungkin. Saya khawatir nanti ketika anaknya lahir, palingan dikasih nama Fitri, Farel, Nikita Willy, atau Amirah. Karena Ibunya adalah seorang sinetroners.