Senin, 26 September 2011

Koleksi Sepatu Futsalku..

Saya mau cerita sedikit tentang beberapa koleksi sepatu futsal saya.

Sampai postingan ini dibuat, saya sudah punya empat pasang sepatu futsal, mulai dari yang dibeli di pasar, sampai sepatu yang dibeli sambil ditemani mantan kekasih. Okay, mari kita mulai dengan sepatu pertama saya.

Sepatu futsal pertama saya itu dibeli awal tahun 2007, waktu itu futsal belum terlalu booming. Sepatunya saya beli di Daimaru, salah satu toko (atau bisa juga disebut pasar karena keramaian tak terelakkan) yang ada di Makassar. Merknya Adidas. Yang jelas sepatu ini palsu. Saya belum minat dan belum punya uang lebih untuk beli yang asli. Menurut saya, yang jelas saya harus terlihat keren di lapangan nanti, dan sedikit terlihat mencolok. Maka saya memilih warna hijau stabilo. Resmilah saya punya Adidas hijo stabilo palsu yang saya tebus hanya dengan 60 ribu rupiah saja. Tapi berhubung kualitasnya sedikit meragukan, sepatu ini saya bawa ke tukang jahit dulu.

Sepatu ini saya gunakan cukup lama, sepatu ini juga termasuk sepatu amfibi. Di lapangan futsal bisa, di lapangan besar dipaksakan. Banyak kenangan hebat dengan sepatu ini. Sepatu ini yang menemani saya masuk tim inti Juventus Club Indonesia Chapter Makassar dalam beberapa pertandingan. Dan pada akhirnya, sepatu ini pensiun karena sudah mulai kekecilan.


Saya mulai berinisiatif membeli sepatu baru. Waktu mau diganti, teman saya kasih saran “kalau mau beli sepatu futsal, mending beli yang sekali mahal tapi bagus, supaya dipakainya lama”. Ide bagus. Bisa dipakai lama, kuat dan pastinya keren. Tapi uangnya? Akhirnya saya berkeliling toko sepatu olahraga yang menjual sepatu futsal yang tidak terlalu membuat kantong menangis, namun mampu membuat kaki terus mengalirkan gol. Berlebihan.

Sampai di salah satu penjual sepatu dekat Mall, mata saya tertarik sama salah satu sepatu yang lumayan keren. Harganya juga tidak terlalu mahal, dan penjualnya bilang kualitasnya lumayan bagus. Ditambah lagi, warnanya yang ngejreng dan tidak perlu dijahit lagi kata penjualnya. Akhirnya saya membeli sepatu ini. Merk nya Speed, harganya 150 ribuan kurang lebih.


Sepatu ini cukup mengkilat memang, dan lebih silau dibanding sepatu yang lama. Parahnya, saking takutnya sepatu ini cepat sempit, saya beli yang ukuran agak, eh bukan, terlalu besar.jadinya saya harus pakai kaos kaki yang agak tebal.

No problemo, permainan lumayan berkembang dengan sepatu ini. Memang betul, makin mahal sepatu, makin nyaman dipakai. Sepatu ini yang menemani saya menjadi salah satu pemain terbaik FOUL, salah satu event futsal yang diadakan himpunan jurusanku.

Sepatu ini lagi-lagi habis masa jayanya. Dalam beberapa pertandingan, saya sering terpeleset. Akhirnya saya sadar, kalau ternyata sol sepatu ini (bawahnya) sudah habis. Pantas licin sekali. Saya mulai berinisiatif mencari uang beli sepatu baru.

Setelah banting tulang, akhirnya saya memberanikan diri mencari sepatu futsal di Mall. Saya yakin uang saya sudah cukup membeli salah satu sepatu yang sudah lama kupantau dan kutunggu diskonnya. (inilah bukti kalau saya orang yang sabar menunggu a.k.a setia). Sampai suatu hari saya kembali ke outlet sepatu itu, ternyata sepatunya sudah diskon! Waah Alhamdulillah yah, penantian saya tidak sia-sia. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Ternyata sepatunya sudah lama diskon, dan yang available cuma ukuran 44, sedangkan kakiku Cuma pake ukuran 42 2/3. Ternyata, sepatu ini sudah lama diskon, dan nomor-nomor kecil sudah keburu habis. (inilah bukti kalau saya ternyata kurang perhatian). Tapi tidak apa-apa, saya punya kaos kaki tebal. Kurang tebal? Saya bakal dobel kaos kaki tebal. Sepatunya saya bungkus dengan harga 420ribu. Ini adalah sepatu paling mahal yang pernah kubeli. Sepatu Adidas merah ini saya kasih nama Eflima Merah. (sesuai serinya F5, dan warnanya merah)


Senangnya, karena sepatu ini termasuk langka. Jarang ada yang pakai, dan saya suka sekali warnanya. Saya malah sempat bikin photo session yang dibantu teman kampus (Opi, Ella, dan Rahma) dan bergaya ala ambassador Adidas. Sepatu ini juga membawa berjasa banyak, mungkin dari ketiga sepatu yang sudah saya beli, Eflima Merah lah yang paling banyak menemani saya cetak gol.



Lambat laun, sepatu longgar ternyata kurang nyaman dipakai. Kaki saya cepat panas karena selalu pake kaos kaki dobel, kaki juga gampang terkilir. Akhirnya saya kepikiran lagi untuk ganti sepatu.

Mata saya tertuju sama apa yang Luiz Suarez dan David Villa pake. Warnanya keren sekali, dan sangat keren kelihatannya kalau dipake di lapangan. Mengais rupiah sedikit demi sedikit, akhirnya uangnya cukup.



8 september 2011, waktu itu pas saya setahun sama mantan pacar. Demi menjaga hubungan baik, saya memintanya untuk menemani mencari sepatu itu. Sudah keliling di beberapa toko sepatu di siang bolong, ternyata agak sulit mencari sepatu itu. Ternyata sepatunya ada dua tipe, yang kebanyakan dijual versi F10, harganya hampir dua kali lipat dari seri F5 nya.

Sampai akhirnya di Adidas Mall Panakkukang, saya dapat seri F5 nya. Sepatunya saya tebus dengan harga 400 ribu. Saya lumayan menabung sana sini demi sepatu ini. Malamnya di hari yang sama, pertama kali saya coba sepatu ini dan berhasil cetak lima gol. Then, she named it Anniver. You guys no need to know whats the meaning of that names.


Itulah cerita tentang sepatu-sepatu futsal saya. Sekedar informasi, semua sepatu ini masih tersimpan rapi di rak sepatuku. Intinya, segala sesuatu yang kita pakai, yang kita inginkan, dan yang kita lakukan adalah representasi dari diri kita sendiri. Mari mecetak gol !