Kamis, 02 Juni 2011

My Mom's Birthday :)

Akhirnya 31 Mei. Yeaah!

Kenapa saya sesenang ini? Wajar saja, hari ini Ibu saya yang tercinta ulang tahun yang ke 49. Umur yang memang sudah tidak muda lagi, bahkan sudah hampir menginjak kepala 5.

Saya bingung mau cerita dari segi mananya, yang jelas saya senang sekali, beliau masih sehat wal afiat di hari ulang tahunnya. Beliau mungkin sudah jadi wanita yang paling sabar selama ini. Ada kalimat yang mengatakan ‘sejahat apapun Ibu kucing yang terlihat menggigit leher anaknya, sebenarnya diasedang menggendong anaknya, ke tempat yang lebih baik’.

Tidak banyak yang bisa saya berikan diulang tahunnya kali ini, berbeda dari ulang tahun sebelumnya, saya sempat membelikan sebuah buku. Tapi kali ini saya bokek pemirsa. Ada sih uang sisa pesangon kerja kemarin. Yah bisa dipertimbangkan lah buat beli kado lagi, walaupun terlambat.

Ibu saya mengadakan sedikit acara syukuran kecil – kecilan dirumah. Namanya memang kecil – kecilan, tapi yang datang cukup banyak pemirsa. Saya sengaja pulang kampus lebih cepat agar bisa membantu persiapan acara malamnya. Selesai siap – siap, beliau kemudian datang sambil mengatur makanan yang ada di dapur. Tangannya kucium sambil bilang ‘Selamat ulang tahun, Mama’. Padahal banyak yang mau saya bilang. Saya speechless lihat senyumnya. Then i preparing my Tokek Tempur (nama sepedaku) untuk gowes di sore hari.

Sudah lelah keliling kota dengan Tokek Tempur, sampai rumah ternyata sudah banyak yang datang. Ibu saya masuih sibuk di dapur. Dia ternyata lagi bercerita kalau tadi di kantor dia dapat hadiah ulang tahun dari pak Gubernur senilai 100 Dollar. Sedikit tertawa, saya lekas mandi dan siap – siap sholat maghrib.

nda bohongka toh?

Setelah sholat maghrib, ternyata makin banyak saja orang yang datang, termasuk adik sepupuku yang paling kecil, Ila namanya. Lucu sekali si Ila ini, dia suka manyun dan bicara sendiri. Ayahnya (yang juga adik dari Ibuku) lagi di Surabaya. Ibunya juga tidak ikut kerumahku. Ceritanya dia diculik sama tanteku. Tapi hebatnya pemirsa, dia tidak menangis. Applause!

saya, Ila, dan Adekku Ruly

Semua sudah berkumpul di ruang tengah. Ada acara atau kegiatan yang memang sudah menjadi tradisi dan mungkin kebanyakan orang Gorontalo menjalankannya. Mongarua namanya. Mongarua itu sejenis syukuran, atau biasa disebut barsanji lebih mudahnya. Yang parah adalah, tidak ada yang konsen Mongarua, semua mata sibuk melihat si Ila yang man dengan tenangnya. Termasuk Ibuku.

Setelah Ila dibawa ke kamar karena ngantuk, Ibuku kembali hanyut dalam acara itu. Sekilas dia terdiam. Satu hal yang membuatnya tidak pernah tersenyum terlalu lebar saat ultahnya adalah, beliau pernah medapatkan kado terpahit di hari ulang tahunnya. Ibunya, yang juga notabene adalah Oma ku, meninggal di hari ulang tahunnya beberapa tahun yang lalu.

Sampailah bacaan Mongarua di doa kepada kedua orang tua. Semua tertunduk, sedikit memohon dengan penuh keikhlasan hati atas doa yang dipanjatkan. Ditutup dengan Al-fatihah, acara Mongarua dilanjut dengan makan – makan. Ibuku sudah tidak merenung lagi, beliau kembali ke senyum cantiknya.

Rumah semakin rame, dan makin banyak eluarga yang datang. Satu hal yang paling kubenci (dan sudah terbiasa) dari pembicaraan keluarga adalah :

1. Tante A : ‘wuih ini si Riri ya?’

Saya : ‘iya tante’

Tante A : ‘knapa kurus skali nak? Lebih besarki itu adekmu ee’

Saya : *diam, lemas tak berdaya sambil dibalas senyum seikhlasnya

2. Tante B : ‘Riri kan? Gmana skripsi nya? Sudah sarjana kan?’

Saya : *diam, lemas tak berdaya sambil dibalas senyum seikhlasnya ‘belum tante’

Cukup yaa. Sekarang kita ke acara potong kue. Ibuku tidak mau ada acara tiup lilin, jadi langsung dimulai dengan potong kue. Sedikit terdiam sambil memohon doa dalam hati, pisau diambil dan kuenya dipotong diiringi kata ‘bismillah’.

Kuenya lantas dibagi – bagi. Kemudian dilanjutkan obrolan antar keluarga. Satu persatu juga keluarga pamit pulang.

Itulah sedikit cerita tentang ulang tahun Ibuku yang ke-49, umur yang tidak muda lagi. Umur yang dimana sudah searusnya melihat anak – anaknya (minimal yang paling tua) sukses. Umur dimana kerja kerasnya sudah harus terbayar oleh prestasi anaknya. Saya sadar, belum banyak yang bisa saya berikan untuk beliau, semuanya masih samar – samar dan terus memintaya bersabar.

Selamat Ulang Tahun Ibu tercinta, panjang umur dan selalu diberikan rejeki dan kesehatan. Terima kasih sudah jadi perempuan yang paling sayang sama saya. I’ll try to make you proud. Trust me. I’ll try.

“Ya Allah, ampunilah dosa kedua Orang Tuaku. Dan sayangilah mereka, sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu aku kecil”.

Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar