Rabu, 21 Desember 2011

Rabu, 23 November 2011

After Chelsea vs Liverpool


Ini sambungan dari blog saya sebelumnya.

Pas Chelsea kalah (lagi) waktu lawan Liverpool, kurang lebih begini ceritanya setelah pertandingan..







Ini cuma hiburan semata, jadi jangan ada yang tersinggung ya :D
Congratulation, The Reds. YNWA !!

Jumat, 18 November 2011

Liverpool vs Chelsea's fact

Satu hal yang paling saya ingat adalah bagaimana di dua laga Liverpool vs Chelsea (ataupun sebaliknya), Torres dan Meireles mampu mencetak gol dan membuat Abramovich betul-betul geleng kepala. Dan lucunya lagi, kedua pemain ini yang dibeli sama Chelsea. Apa karena mereka cetak gol lawan Chelsea ya? Saya punya ceritanya, kurang lebih seperti ini..



Bayangin kalo yang nyetak gol waktu itu Gerrard, kira-kira diboyong juga? well, thats just a joke. Jadi jangan ada yang tersinggung. :D #YNWA

Kamis, 20 Oktober 2011

Selamat Datang, Tunggangan Baru !!

Saya masih ingat kata-kata saya 7 tahun lalu, waktu masih SMP kelas 3.

“Mana ko pilih, motor ato handphone?” Pertanyaan simpel dari saya ke teman-teman kelas waktu itu.

“Motor lah” jawab mereka dengan enteng.

“Handphone iyya, bisa dipake komunikasi” jawaban itu secara tidak sengaja keluar dari mulutku.

Itulah mungkin jadi hal yang sebenarnya tidak ingin saya kait-kaitkan, tapi pada akhirnya saya ujung-ujungnya kuliah di komunikasi.. dan tidak dapat motor sampe kuliah -____-

Buat beberapa orang, kendaraan pribadi memang sangat penting. Apalagi untuk orang yang aktif dan mobile. Waktu SMP saya memang belum butuh motor, wajar saja karena sekolah saya Cuma salto 3 kali sudah sampe dalam kelas. Tapi kebutuhan akan benda roda dua pemakan bensin itu betul-betul jadi urgent thing pas SMA (yang jauhnya minta ampun) dan kuliah (yang sibuknya minta ampun).

Saya memang sudah mengajukan beberapa ‘proposal’ ke orang tua untuk minta dibelikan motor, tapi mereka selalu punya alasan rasional. Sampe pas umur 17 dimana umur yang ideal dan biasanya dibelikan motor, saya Cuma dibikinkan SIM. Bayangkan pemirsa, cuma SIM -___-

4 tahun kuliah juga masih harus naik angkot. Untung kampus lumayan dekat dari rumah. Tidak terlalu makan biaya. Repotnya karena harus kesana kemari membawa alamat.. eh maksudku harus kesana kemari mengurus ini itu dan sangat repot. Sangat berat menugurus sesuatu dan harus menunggu orang tua pulang untuk gantian pake motor. Belum lagi pas magang dan ngantor, Muhammadarrasulullah..

Sampe akhirnya doa saya terkabul. 17 Oktober 2011, satu motor Honda Vario Techno datang merapat dirumahku. Ini adalah gabungan dari hasil keringat dan pengertian orang tua. Akhirnya, benda yang saya tunggu-tunggu selama 7 tahun akhirnya datang juga.kata Mace, ini harus jadi pemicu untuk segera menyelesaikan skripsi yang sudah ada di ujung tanduk. (ditambah lagi, benda ini menjadi bukti kalo saya ditahan untuk berpetualang S2 diluar)

Memang untuk sebagian orang, kendaraan itu adalah benda yang sangat penting. Begitu pula buat saya. Ini harus jadi benda yang betul-betul saya jaga. Bukan berarti saya lupa sama fixie saya si Battle Hooper.

Selamat datang tunggangan baru, mohon kerjasama nya :D


Senin, 26 September 2011

Koleksi Sepatu Futsalku..

Saya mau cerita sedikit tentang beberapa koleksi sepatu futsal saya.

Sampai postingan ini dibuat, saya sudah punya empat pasang sepatu futsal, mulai dari yang dibeli di pasar, sampai sepatu yang dibeli sambil ditemani mantan kekasih. Okay, mari kita mulai dengan sepatu pertama saya.

Sepatu futsal pertama saya itu dibeli awal tahun 2007, waktu itu futsal belum terlalu booming. Sepatunya saya beli di Daimaru, salah satu toko (atau bisa juga disebut pasar karena keramaian tak terelakkan) yang ada di Makassar. Merknya Adidas. Yang jelas sepatu ini palsu. Saya belum minat dan belum punya uang lebih untuk beli yang asli. Menurut saya, yang jelas saya harus terlihat keren di lapangan nanti, dan sedikit terlihat mencolok. Maka saya memilih warna hijau stabilo. Resmilah saya punya Adidas hijo stabilo palsu yang saya tebus hanya dengan 60 ribu rupiah saja. Tapi berhubung kualitasnya sedikit meragukan, sepatu ini saya bawa ke tukang jahit dulu.

Sepatu ini saya gunakan cukup lama, sepatu ini juga termasuk sepatu amfibi. Di lapangan futsal bisa, di lapangan besar dipaksakan. Banyak kenangan hebat dengan sepatu ini. Sepatu ini yang menemani saya masuk tim inti Juventus Club Indonesia Chapter Makassar dalam beberapa pertandingan. Dan pada akhirnya, sepatu ini pensiun karena sudah mulai kekecilan.


Saya mulai berinisiatif membeli sepatu baru. Waktu mau diganti, teman saya kasih saran “kalau mau beli sepatu futsal, mending beli yang sekali mahal tapi bagus, supaya dipakainya lama”. Ide bagus. Bisa dipakai lama, kuat dan pastinya keren. Tapi uangnya? Akhirnya saya berkeliling toko sepatu olahraga yang menjual sepatu futsal yang tidak terlalu membuat kantong menangis, namun mampu membuat kaki terus mengalirkan gol. Berlebihan.

Sampai di salah satu penjual sepatu dekat Mall, mata saya tertarik sama salah satu sepatu yang lumayan keren. Harganya juga tidak terlalu mahal, dan penjualnya bilang kualitasnya lumayan bagus. Ditambah lagi, warnanya yang ngejreng dan tidak perlu dijahit lagi kata penjualnya. Akhirnya saya membeli sepatu ini. Merk nya Speed, harganya 150 ribuan kurang lebih.


Sepatu ini cukup mengkilat memang, dan lebih silau dibanding sepatu yang lama. Parahnya, saking takutnya sepatu ini cepat sempit, saya beli yang ukuran agak, eh bukan, terlalu besar.jadinya saya harus pakai kaos kaki yang agak tebal.

No problemo, permainan lumayan berkembang dengan sepatu ini. Memang betul, makin mahal sepatu, makin nyaman dipakai. Sepatu ini yang menemani saya menjadi salah satu pemain terbaik FOUL, salah satu event futsal yang diadakan himpunan jurusanku.

Sepatu ini lagi-lagi habis masa jayanya. Dalam beberapa pertandingan, saya sering terpeleset. Akhirnya saya sadar, kalau ternyata sol sepatu ini (bawahnya) sudah habis. Pantas licin sekali. Saya mulai berinisiatif mencari uang beli sepatu baru.

Setelah banting tulang, akhirnya saya memberanikan diri mencari sepatu futsal di Mall. Saya yakin uang saya sudah cukup membeli salah satu sepatu yang sudah lama kupantau dan kutunggu diskonnya. (inilah bukti kalau saya orang yang sabar menunggu a.k.a setia). Sampai suatu hari saya kembali ke outlet sepatu itu, ternyata sepatunya sudah diskon! Waah Alhamdulillah yah, penantian saya tidak sia-sia. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Ternyata sepatunya sudah lama diskon, dan yang available cuma ukuran 44, sedangkan kakiku Cuma pake ukuran 42 2/3. Ternyata, sepatu ini sudah lama diskon, dan nomor-nomor kecil sudah keburu habis. (inilah bukti kalau saya ternyata kurang perhatian). Tapi tidak apa-apa, saya punya kaos kaki tebal. Kurang tebal? Saya bakal dobel kaos kaki tebal. Sepatunya saya bungkus dengan harga 420ribu. Ini adalah sepatu paling mahal yang pernah kubeli. Sepatu Adidas merah ini saya kasih nama Eflima Merah. (sesuai serinya F5, dan warnanya merah)


Senangnya, karena sepatu ini termasuk langka. Jarang ada yang pakai, dan saya suka sekali warnanya. Saya malah sempat bikin photo session yang dibantu teman kampus (Opi, Ella, dan Rahma) dan bergaya ala ambassador Adidas. Sepatu ini juga membawa berjasa banyak, mungkin dari ketiga sepatu yang sudah saya beli, Eflima Merah lah yang paling banyak menemani saya cetak gol.



Lambat laun, sepatu longgar ternyata kurang nyaman dipakai. Kaki saya cepat panas karena selalu pake kaos kaki dobel, kaki juga gampang terkilir. Akhirnya saya kepikiran lagi untuk ganti sepatu.

Mata saya tertuju sama apa yang Luiz Suarez dan David Villa pake. Warnanya keren sekali, dan sangat keren kelihatannya kalau dipake di lapangan. Mengais rupiah sedikit demi sedikit, akhirnya uangnya cukup.



8 september 2011, waktu itu pas saya setahun sama mantan pacar. Demi menjaga hubungan baik, saya memintanya untuk menemani mencari sepatu itu. Sudah keliling di beberapa toko sepatu di siang bolong, ternyata agak sulit mencari sepatu itu. Ternyata sepatunya ada dua tipe, yang kebanyakan dijual versi F10, harganya hampir dua kali lipat dari seri F5 nya.

Sampai akhirnya di Adidas Mall Panakkukang, saya dapat seri F5 nya. Sepatunya saya tebus dengan harga 400 ribu. Saya lumayan menabung sana sini demi sepatu ini. Malamnya di hari yang sama, pertama kali saya coba sepatu ini dan berhasil cetak lima gol. Then, she named it Anniver. You guys no need to know whats the meaning of that names.


Itulah cerita tentang sepatu-sepatu futsal saya. Sekedar informasi, semua sepatu ini masih tersimpan rapi di rak sepatuku. Intinya, segala sesuatu yang kita pakai, yang kita inginkan, dan yang kita lakukan adalah representasi dari diri kita sendiri. Mari mecetak gol !

Sabtu, 20 Agustus 2011

Suka Duka Seminar proposal

Halo, lama yah saya tidak neg blog lagi.

Iya, akhir – akhir ini saya betul – betul disibukkan sama yang namanya seminar proposal. Dan Alhamdulillah yah, semuanya dusah kelar hari kamis (18/8) kemarin ;)

Saya mau cerita tentang perjuangan berat saya sampe seminar proposal.

Ehm, jadi ceritanya seperti ini.. Setelah menyetor berkas dan dinyatakan siap ikut seminar proposal pas awal Juli kemarin, ternyata semua jadwal berubah. Salah satu pembimbing saya sibuk di dua minggu awal karena ada kegiatan PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) di kampus. Saya harus menunggu dua minggu untuk itu.

Dua minggu nya selesai, saya siap naik proposal. Nasib tak dapat ditolak, ternyata akhir bulan juli sampai awal Agustus adalah minggu terkahir ujian meja buat mahasiswa yang mau sarjana bulan September. Semua ujian meja didahulukan. Saya makin pasrah sekarang.

Sampai akhirnya saya sudah dapat jadwal buat naik proposal di awal Agustus. Tapi sekali lagi, masih masalah jadwal pembimbing, pemirsa. Setelah negosiasi mati-matian, saya dapat jadwal hari Kamis, 18 Agustus 2011, sehari setelah Dirgahayu Indonesia ke 66. Tapi ada perubahan, saya yang sejak awal dipasangkan sama Tira, akhirnya harus diganti sama mahasiswa yang punya pembimbing sama dengan saya. She is Riana.

Petualangan pun dimulai. Ehm, berdua.

Mulai dari mengantar undangan, belanja bahan – bahan goodie bag sampai hampir gila menunggu hari H. Semuanya seru.

17 Agustus 2011 malam. Satu hari sebelum seminar proposal. Saya belum bisa tidur. Partner saya juga batuk dan flu. Dan akhirnya hari yang ditunggu tiba.

Pakean hitam-putih yang sudah dipermak dan disetrika itu sudah terpakai rapih, diantar pace ke kampus dengan penuh semangat. Sayapun menunggu Riana dibawah parkiran untuk mengangkat goodie bag.

Jam 9, belum ada satupun dosen yang datang.

Jam 10, belum satupun dosen yang datan (undangannya jam 10). Saya muali panik.

Jam 11, semuanya sudah datang kecuali salah satu pembimbing Riana. Permainan dimulai.

Riana presentasi terlebih dahulu. Dia mengangkat penelitian tentang Forum Group Discussion di film Badik Titipan Ayah. Dan ada beberapa revisi mengenai metode dan teknik penelitiannya.

Oke, giliranku.

Haus sekali rasanya, padahal puasa. Apa gugup juga bikin haus?

Presentasiku dimulai. Tapi salah satu pembimbing pamit duluan karena ada acaranya. Presentasiku dimulai dengan tiga penguji di dalamnya. Judulnya tentang proses komunikasi salah satu majalah komunitas Tionghoa di Makassar.

Semuanya lancar – lancar saja Alhamdulillah, ada beberapa perbaikan di pendahuluan. Tapi semuanya betul-betul melegakan. Seminar ditutup dengan salaman sama para penguji. Dan.. selesaaai J hari yang melelahkan itu ditutup dengan nonton Kungfu Panda 2 dan main futsal dua jam di malamnya.

Satu langkah besar akhirnya sudah dilewati. Pelan – pelan saja, asal selamat.

Terima kasih buat semua teman-teman yang suda mendukung, membantu, dan mendoakan. Dan yang paling penting, terima kasih buat partner seminar saya. Seminggu yang melelahkan, bukan?


*Maaf yah, postingan kali ini minim gambar. Terlalu sibuk mungkin. Tapi percayalah, saya masih tetap gagah :)

Senin, 18 Juli 2011

Fast and Fix, the greatest fixie event in Makassar




Hari ini memang jadi hari yang paling ditunggu – tunggu. Ini jadi event fixie pertama yang diikuti sepedaku. Yapp, namanya Fast n Fix, acara yang dimana isinya lomba dan event – event sepeda fixie se Makassar. Ada banyak lomba disana, Mulai dari Alleycat (Lomba keliling Makassar dengan check point tertentu), Trackstand (Lomba berdiri paling lama diatas sepeda sambil melakukan beberapa atraksi), Mini Race, pemutaran fim, sampe atraksi dari beberapa tamu komunitas fixie daerah Jakarta. Berhubung saya belum terlalu mahir di beberapa kategori lomba, maka saya ikut memeriahkan ajang alleycat aje dengan modal toeclip pinjaman Tito dan helm pinjaman Rahma.

Tiket udah di tangan. Hari yang ditunggu sudah tiba. Kami yang memang tinggal jauh di Tamalanrea, memilih berangkat pagi dan singgah dirumah Tantenya Faldy sambil menunggu sore.

Ticket on my hand, ready to go!!

Singgah di LAN Pettarani ambil helmnya Ikram

Singgah di Mall Ratu Indah, Faldy beli helm

Singgah minum di AlfaMart

Menunggu sore dirumah tantenya Faldy

Kami datang jam 3, dan orang belum terlalu rame. Saya curi start dengan ambil nomer andalan, sembilan.

Nomer andalan

Sepeda para peserta Alleycat

Lomba dimulai. Parahnya, baru start lari ambil sepeda, saya sudah jatuh!! Akh, ini yang bikin semangat saya buat dapat frame Masi (seharga 8juta) itu hilang. Mau ndamau, saya hanya selesaikan saja lombanya. Setelah keliling hampir setengah jam, saya finish. Entah nomer berapa.

Sore makin larut, badan sudah pegal – pegal rasanya. Pyonk, Titah, dan Widy yang datang sebagai relawan fotografer (tahnks yaa guys, fotonya ditunggu) akhirnya pulang karena film yang mereka tunggu tak kunjung diputar. Haripun berganti magrib.

Kebosanan, lapar, featuring keringat

Setelah menunggu sekian lama (sambil diisi atraksi freestyle fixie riders dari Jakarta), akhirnya film yang ditunggu – tunggu diputar. Judulnya Jakartarck. Film semi dokumenter tentang bagaimana fixie bisa masuk ke Indonesia, khususnya Jakarta. Film yang sangat keren menurutku, tidak sia – sia saya nunggu sampe jam 10.

Film semi-dokumenter yang baru diputer di 3 kota ; New York, Jakarta, dan Makassar

Antusiasme fixie riders Makassar nonton Jakartacrk

Akhirnya acara ditutup dengan penyerahan hadiah lomba. Salah satu teman saya, Ikram, juga dapt hadiah karena juara 2 di lomba Mini Race.

Itulah, seru sekali rasanya ketemu para fixie riders di Makassar. Walaupun agak menyakitkan hati melihat fixie – fixie yang keren dan mahalnya minta ampun. Tapi seru, seru sekali.


'Once you go Tarck, you'll never go barck'

-Jakartarck-

Rabu, 13 Juli 2011

Battle Hooper Specification


Halo, bagaimana? bagusji sepeda fixie ku? hahaha ada banyak suara yang kudengar. Ada yang bilang jelek, ada yang bilang alay, atau apalah. Tapi setidaknya, saya punya konsep. Dan saya puas sama hasilnya.

Di postingan kali ini, saya mau jelaskan spesifikasi Battle Hoper a.k.a Belalang Tempur a.k.a sepeda fixie ku. Sapa tau ada yang mau tau, i'll share it ;)

Frame : Federal Wild Cat 1996 repaint


Wheelset :
  • Rims Ertro 4,5
  • Hub Giant sixbolt 36 holes
  • Ban Luar lokal
  • Cog 19t

Crank : Platinum black 46t


Stem : Bangau Lokal


Setir : Bullhorn lokal red


Seatpost : Pacific Sadel : Lokal


Itulah beberapa spesifikasi battle Hooper. Memang isinya agak sederhana. Sesuai sama budget lah pokoknya. Tapi sekali lagi, fixie itu masalah selera. Saran saya, sesuaikan barang - barang yang mau kalian beli dengan budget yang ada. Hal tersulit adalah, parts fixie itu banyak macam, dari yang paling murah sampe jutaan. Jadi, sesuaikan dengan keperluan dan isi kantong. Jangan sampe uangnya habis cuma gara - gara beli frame. Nahloh.

Itu dia sekilas tentang spesifikasinya. Mari bersepeda :)

Senin, 11 Juli 2011

Battle Hooper Project (Suka Duka Merakit Fixie Bike) - Part 2-Habis

Oke, berita bagus. Berita bagus.

Setelah memulai pekerjaan fixie kurang lebih satu bulan, akhirnya sang sepeda sudah jadi.. tattaraaaa!!

Yak, butuh banyak perjuangan memang, dari segi rupiah dan lain – lain. Tapi, tak ada yang lebih puas melihat frame sepeda yang sudah hampir 15 tahun di gudang akhirnya bangkit kembali. Walaupun budget yang ditaksir jauh dari perkiraan, its okelah karena saya batal ke Jakarta. Sebenarnya saya mau kesana akhir bulan ini, tapi batal karena beberapa hal, termasuk proposalku.

Oke, inilah beberapa kronologis terbentuknya sepedaku.. cekidot ;)

(Kalo ada yang masih bingung, baca part I nya dulu yaa)

Fame dan wheelset yang sudah ready

Pemasangan bottom bracket di Istana Sepeda Jl. Rappocini

Forknya dipotong sedikit sebelum stemnya dipasang

80%

Setelah itu, saya sempat break beberapa minggu karena dompet betul - betul kosong, padahal tinggal sedikit lagi. Tapi setelah terkumpul lumayan banyak, akhirnya proyek dilanjutkan kembali. Saya agak beruntung, karena budget yang saya perkirakan ternyata jauh dibawah target ketika dapat toko murah di ujung Jl. Veteran Utara.

Buat yang punya budget dikit, disini solusinya.

Banyak sekali perlengkapan yang saya beli disini. Dari perkiraan sekian rupiah, ternyata disini cuma setengahnya. Memang tidak branded, tapi ini betul - betul solusi buat yang mau ber-fixie hemat. (Haruska na bayar ini toko, sudahmi kupromosikanki).

Pulang dari toko, sepeda langsung dirakit. Bantuan dari teman - teman Cronous yang memang sudah lebih expert sangat membantu. Sebenarnya si Belalang Tempur (nama sepedaku) ini sudah bisa jadi, sayang seatpost nya kegedean, jadi mau ditukar dulu ke tokonya kembali.

Bantuan dari teman - teman Cronous. Thanks, guys!

Besoknya, pagi - pagi saya sudah ke toko tadi untuk kembalikan seatpost. Pas dapat Seatpost, akhirnya sang sepedapun jadi. Yang kurang hanya bannya yang belum dipompa.

9 Juli, si Battle Hooper (nama sepedaku versi Inggrisnya) saya gendong ke rumah salah satu temanku untuk dipompa dan sadelnya mau disetel kencang. Ban sudah dipompa, sadel sudah kuat, akhirnya sang Battle Hooper selesai.

This is it!

Bagaimana menurut kalian? saya sangat puas sama project yang satu ini. Ini jadi proyek habis - habisan pertamaku dan memang hasilnya sangat memuaskan. Memang, ada banyak yang berubah dari konsep awalnya. Misalnya dari model setir, dan beberapa warna. Tapi itu karena masalah teknis. Dan diluar itu, ini sudah luar biasa.


Padahal konsep awalnya seperti ini. Tidak jauh beda lah yaa.

Sepeda langsung saya pakai keliling beberapa blok rumah. Senang sekali, biasa memakai sepeda yang sudah 'tidur' 15 tahun di gudang dan akhirnya bangkit lagi.

Sepeda ini resmi pertama kali keluar kompleks 10 Juli kemarin, waktu itu kita ikut rombongan funbike nya Frisian Flag (walaupun tidak terdaftar sebagai peserta).

Maju, Battle Hooper!!

Itulah kurang lebih sedikit cerita tentang sepedaku. Di postingan berikut saya bakal ceritakan dan jelaskan spesifikasi Battle Hooper.

Satu saranku buat bikin fixie : Jangan setengah - setengah, and finish what you've started. Okey? Mari bersepeda :D