Saya sendiri lupa apa sudah pernah ke Bali atau belum. Mama
saya bilang, saya sudah pernah kesana, tapi waktu itu masih bayi katanya. Mana
sempat saya ingat?
Kedatangan ke Bali kali ini sebenarnya 50-50. 50 nya kerja,
50 nya lagi tidak terlalu kerja. Uangnya sudah lumayan lama saya tabung. Salah
satu alasan terbesar saya kesana adalah, saya mau lihat langsung desain pertama
saya yang dipake di luar Makassar. Is it cool ?
Saya berangkat Sabtu sore yang diawali adegan kejar-kejaran
plus ojek karena macet total depan bandara. Saya, Fandy, Ilham, Adi, Kiprah dan
Robin (Kami dari, 99 Entertainment!! *ala-ala boyband* ) beberapa saat lagi
akan menjadi petualang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu
butiran debu~
![]() |
Boyband (?) |
![]() |
Maa, aku mau pulang Maa... |

![]() |
Coba Mr.John, mana jempolnyaa? |
Kita sudah harus siap-siap untuk checksound, ke Boshe dan make sure everything’s ok. Checksound nya agak makan waktu karena pianonya harus dipindahkan. Teman-teman 99 juga sudah sibuk dengan kerjanya masing-masing. Selesai checksound, kita pulang dulu. Sepanjang jalan saya liat bagaimana hasil karya dari laptop kesayangan ini bisa sampe sejauh ini dipasang.
![]() |
![]() |
You should look at this, Mom. Ini alasan saya lama pulang akhir-akhir ini. |
Habis itu, saya balik ke hotel dan bersiap kembali ke Boshe
jam 11an malam. Sampai di Boshe dan di room artist, saya rasa dingin sekali,
seperti di Eropa (saya kayak sudah pernah ke Eropa saja). And the show is on.
Penonton histeris. Saya kedinginan.
Seperti yang di Makassar, konser akustiknya memang keren. Diawali
lagu-lagu album barunya yang notabene banyak yang belum hapal, konser akustik
ini ditutup sama Fall For You.
So you think everything’s over? Hell not yet. Saya masih
harus melayani puluhan fans yang dapat kesempatan foto bareng sama John karena
beli merchandise nya. Dan masih dalam keadaan kedinginan dan kemengantukan.
Setelah konser dan tanda tangan yang super melelahkan itu,
ternyata John maish mau ajeb-ajeb di Boshe. Sebagai L.O, saya mau tidak mau
menemani. Tapi kemengantukan dan kedinginan tidak dapat dihindarkan. Time to
back to hotel, sekaligus merayakan pertama kalinya naik taksi sendiri seumur
hidupku. Dimana-mana, orang yang keluar dari tempat ginian itu ya mabuk, tapi saya malah bersin-bersin .__.
Bangun di Senin siang, tidak tau mau bikin apa, saya punya
rencana untuk mencari kacamata yang hilang itu. Tapi memang sulit, pemirsa.
Banyak jalan di Bali yang jalurnya berubah tiap waktu. Mungkin kacamatanya
harus saya ikhlaskan, dan lebih memilih melaksanakan kewajiban ; Beli oleh-oleh,
dan makan Burger King.
Malamnya kita berenam rencana mau ke Jimbaran. Secara, malam
terakhir. Rencana pulang Rabu kami batalkan dengan banyak alasan. Tapi malam
yang dipikir rencananya bakal seru itu berakhir dengan tragis. Hujan deras,
berteduh di tempat penjual ikan yang baunya iyuh pangkat dua, dan pulang basah-basah.
Saya kembali ke hotel, yang lain menikmati ajeb-ajeb di Legian.
![]() |
God Bless Junkfood |
![]() |
Ojek ki, cewek? |
For our last day in Bali, tempat terakhir yang kami kunjungi
adalah Waterbom Bali, yang memang jadi Waterbom terkeren di Indonesia (walaupun
ini Waterbom pertama yang saya masuki). Belum puas memang, tapi harus berhenti
karena hujan deras. Lucu rasanya datang ke Bali di musim hujan. Tidak seru man L
Tidak ada komentar:
Posting Komentar