Saya tidak perlu pakai permulaan cerita. Takut semua memori
tentang serunya Jogja keburu hilang di kepalaku. Intinya tujuan saya berangkat
yang paling utama adalah untuk lihat Kakak-kakak saya di Sheila on 7 manggung
di konser ulang tahunnya yang ke-16.
Hari pertama.
Sampai di Jogja setengah 9 malam, ternyata bis Trans Jogja
sudah tidak lewat lagi. Saya dan Titah terpaksa naik taksi untuk nyambung ke
Malioboro. Sampai di Malioboro (setelah diantar tukang taksi penipu), kita
sempat bingun cari penginapan. Tapi akhirnya dapat di kawasan Sosrowijayan.
Taruh barang sebentar, kita pergi makan dan keliling-keliling Malioboro. Bukan
norak, tapi saya memang suka sekali tempat ini. Terakhir kesini 2009 sama teman
angkatan. Tidak banyak yang berubah.
Ciyeee Titaah fotonya keren ciyeee... |
Sambil menunggu Kak Irwan, kita makan gudeg di pinggir
Malioboro (dan kena tipu lagi. Tipu kemahalan).tidak lama Kak Irwan datang,
menawarkan berbagai altenatif destinasi (yang semoga tidak banyak menguras
rupiah). Selesai makan, kita lihat nol kilometer, lanjut 10 menitan ke
Alun-alun, lalu istirahat.
Nol Kilometer. All taken by @titahtaro |
Alun-Alun. Sudah mengantuk sekali waktu itu. |
Hari kedua.
Kita keluar ke jalan mulai jam 10 pagi. Keliling Malioboro
lagi, terus ke Shopping Center belakang Beringharjo untuk lihat surganya buku.
Betul, ini surganya buku. Saya sampai bingung mau beli buku apa. Atau beli
tesis saja? Jangan. Saya beli novel saja. Nanti kalo sudah waktunya baru beli
tesis (loh?).
Pasang gaya kutubuku sejati. Padahal aslinya pembaca komik dengan cerita ringan. |
Selesai dengan gudang buku, komik dan majalah, kita salto
sedikit ke Beringharjo. Cari beberapa lembar oleh-oleh untuk orang rumah.
(Terima kasih untuk beberapa website yang sudah saya kunjungi sebelumnya, yang
sarankan saya untuk menawar sadis di Beringharjo). Lanjut ke Mall Malioboro
untuk ngadem sama frozen yoghurt, sekalian beli beberapa donat buat jenguk Mbak
Mutia nya Kak Irwan. Tapi si Titah daritadi mauu sekali ngajak ke rumah makan
Raminten. Apa itu?
Yak, rumah makan Raminten ternyata keren. Susah dijelaskan.
Intinya suasananya khas Jogja, cewek-cewek pelayannya pake kemben, dan lebih
seru lagi.. gelasnya. (saya takut posting gelasnya, nanti blog saya diblokir)
Nasi kucingnya Titah |
Nasi gorengku |
Tempe goreng kita berdua |
Ayo tinggalkan Raminten dan gelasnya. Sekarang jenguk Mbak
Mutia. Kondisinya sudah lumayan membaik. Kita dipinjamkan motor sama Kak Irwan
demi ke OB (yang itu, toko yang jual banyak merek-merek keren dengan harga
miring) yang bikin saya nekat kesana tanpa arah. Untungnyaaa, masbro saya dari
Perdos, Muhammad Nizam Yunus datang sebagai penyelamat. Dia sukses jadi
penunjuk arah ke OB. Sekedar tips, jangan kalap lihat barang-barang di OB. Saya
hampir kalap. Untung satu kemeja jeans sudah bikin dompet saya bilang ‘Bro,
sudah ya Bro. Nanti pulangnya pake apa?’. Sebagai tanda terima kasih, saya
mentraktir Nizam untuk makan Hoka-hoka Bento (untuk pertama kalinya buat saya)
(dan ternyata pertama kalinya juga buat Nizam). Habis antar motor dan terima
kasih sama Nizam, kita ketemu rombongan Fandy, Eno, Yus dan Lia yang baru sampe.
Kita dijamu kopi luwak di rumah Bibi nya Eno. Segelas cukup, kita pulang
istirahat.
Beginian isinya OB. Dijamin murah bro! |
Thank you, Icam !! |
Hari ketiga.
Concert day. Saya sudah tidak sabar diservis tiga jam sama
Sheila on 7. Tapi kita harus check out dulu, pindah ke penginapannya Fandi yang
lebih dekat dari bandara. Taruh barang, terus habis jumatan saya pergi tukar
tiket. Calon penonton membludak. Siapa yang tidak mau nonton SO7 tiga jam?
Aku siap, aku siap, aku siaap!! |
Dapat tiketnya, saya pulang dan istirahat. Kita berangkat ke
Grand Pacific habis magrib. Sudah lumayan rame, hujan pula. Huft kan.. Untung
ambil tiket VIP (perbaiki kerah baju) jadi antrian tidak terlalu panjang.
Niat dokumentasikan SO7 dari dekat juga
kesampaian karena surat ijin dokumentasi dari kantor (Sekali lagi terima kasih,
Pak Muhaimin. Saya bisa lihat dan foto band kesayanganku dengan jarak super
dekat karena tanda tangan ta).
Bukan, yang baju merah itu bukan Duta. Itu saya. |
Gelang hitam itu Media ID. Makasih Pak Muhaimin. :) |
Sheila on 7 betul-betul keren. Tiga lagu, tiga sesi
(akustikan, full band, dan kolaborasi satu gitar dimainkan tiga orang ; Adam
metik bass, Eross main melody, Brian pukul-pukul bodi gitar jadi gendang). Saya
bisa menyanyi sepuasnya. Bahkan lagu-lagu yang jarang dibawakan seperti Tentang
Hidup, Seandainya, Mari Bercinta, Brilliat, dibawakan dengan keren. Suara saya
serak. Tidak salah Kak Duta bilang bgini :
“Alasan kenapa kita berani main tiga jam, karena kita punya
backing vocal terseru sepanjang masa!!'
Penonton histeris. Berhubung saya juga penonton, saya juga histeris.
Acara ditutup dengan tiup lilin sama Anak Istri
masing-masing. Melompat Lebih Tinggi sama Kisah Klasik Untuk Masa Depan jadi
lagu andalan terakhir. Foto-fotonya tidak bisa saya posting sembarang karena hak ekslusif SO7. Foto-foto fans beratnya saja, gmana?
Prikitiiw.. |
Muka-muka orang puas. |
Pulang, istirahat, terbang kembali ke Makassar. Kembali
menabung. Masih banyak tempat yang mau saya kunjungi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar