Selasa, 22 Mei 2012

Jogja itu Sheila on 7, Sheila on 7 itu Jogja...


Saya tidak perlu pakai permulaan cerita. Takut semua memori tentang serunya Jogja keburu hilang di kepalaku. Intinya tujuan saya berangkat yang paling utama adalah untuk lihat Kakak-kakak saya di Sheila on 7 manggung di konser ulang tahunnya yang ke-16.




Hari pertama.
Sampai di Jogja setengah 9 malam, ternyata bis Trans Jogja sudah tidak lewat lagi. Saya dan Titah terpaksa naik taksi untuk nyambung ke Malioboro. Sampai di Malioboro (setelah diantar tukang taksi penipu), kita sempat bingun cari penginapan. Tapi akhirnya dapat di kawasan Sosrowijayan. Taruh barang sebentar, kita pergi makan dan keliling-keliling Malioboro. Bukan norak, tapi saya memang suka sekali tempat ini. Terakhir kesini 2009 sama teman angkatan. Tidak banyak yang berubah.


Ciyeee Titaah fotonya keren ciyeee...


Sambil menunggu Kak Irwan, kita makan gudeg di pinggir Malioboro (dan kena tipu lagi. Tipu kemahalan).tidak lama Kak Irwan datang, menawarkan berbagai altenatif destinasi (yang semoga tidak banyak menguras rupiah). Selesai makan, kita lihat nol kilometer, lanjut 10 menitan ke Alun-alun, lalu istirahat.


Nol Kilometer. All taken by @titahtaro

Alun-Alun. Sudah mengantuk sekali waktu itu.


Hari kedua.
Kita keluar ke jalan mulai jam 10 pagi. Keliling Malioboro lagi, terus ke Shopping Center belakang Beringharjo untuk lihat surganya buku. Betul, ini surganya buku. Saya sampai bingung mau beli buku apa. Atau beli tesis saja? Jangan. Saya beli novel saja. Nanti kalo sudah waktunya baru beli tesis (loh?).


Pasang gaya kutubuku sejati. Padahal aslinya pembaca komik dengan cerita ringan.


Selesai dengan gudang buku, komik dan majalah, kita salto sedikit ke Beringharjo. Cari beberapa lembar oleh-oleh untuk orang rumah. (Terima kasih untuk beberapa website yang sudah saya kunjungi sebelumnya, yang sarankan saya untuk menawar sadis di Beringharjo). Lanjut ke Mall Malioboro untuk ngadem sama frozen yoghurt, sekalian beli beberapa donat buat jenguk Mbak Mutia nya Kak Irwan. Tapi si Titah daritadi mauu sekali ngajak ke rumah makan Raminten. Apa itu?

Yak, rumah makan Raminten ternyata keren. Susah dijelaskan. Intinya suasananya khas Jogja, cewek-cewek pelayannya pake kemben, dan lebih seru lagi.. gelasnya. (saya takut posting gelasnya, nanti blog saya diblokir)

Nasi kucingnya Titah

Nasi gorengku

Tempe goreng kita berdua


Ayo tinggalkan Raminten dan gelasnya. Sekarang jenguk Mbak Mutia. Kondisinya sudah lumayan membaik. Kita dipinjamkan motor sama Kak Irwan demi ke OB (yang itu, toko yang jual banyak merek-merek keren dengan harga miring) yang bikin saya nekat kesana tanpa arah. Untungnyaaa, masbro saya dari Perdos, Muhammad Nizam Yunus datang sebagai penyelamat. Dia sukses jadi penunjuk arah ke OB. Sekedar tips, jangan kalap lihat barang-barang di OB. Saya hampir kalap. Untung satu kemeja jeans sudah bikin dompet saya bilang ‘Bro, sudah ya Bro. Nanti pulangnya pake apa?’. Sebagai tanda terima kasih, saya mentraktir Nizam untuk makan Hoka-hoka Bento (untuk pertama kalinya buat saya) (dan ternyata pertama kalinya juga buat Nizam). Habis antar motor dan terima kasih sama Nizam, kita ketemu rombongan Fandy, Eno, Yus dan Lia yang baru sampe. Kita dijamu kopi luwak di rumah Bibi nya Eno. Segelas cukup, kita pulang istirahat.

Beginian isinya OB. Dijamin murah bro!

Thank you, Icam !!


Hari ketiga.
Concert day. Saya sudah tidak sabar diservis tiga jam sama Sheila on 7. Tapi kita harus check out dulu, pindah ke penginapannya Fandi yang lebih dekat dari bandara. Taruh barang, terus habis jumatan saya pergi tukar tiket. Calon penonton membludak. Siapa yang tidak mau nonton SO7 tiga jam?

Aku siap, aku siap, aku siaap!!

Dapat tiketnya, saya pulang dan istirahat. Kita berangkat ke Grand Pacific habis magrib. Sudah lumayan rame, hujan pula. Huft kan.. Untung ambil tiket VIP (perbaiki kerah baju) jadi antrian tidak terlalu panjang. Niat  dokumentasikan SO7 dari dekat juga kesampaian karena surat ijin dokumentasi dari kantor (Sekali lagi terima kasih, Pak Muhaimin. Saya bisa lihat dan foto band kesayanganku dengan jarak super dekat karena tanda tangan ta).

Bukan, yang baju merah itu bukan Duta. Itu saya.
Gelang hitam itu Media ID. Makasih Pak Muhaimin. :)

Sheila on 7 betul-betul keren. Tiga lagu, tiga sesi (akustikan, full band, dan kolaborasi satu gitar dimainkan tiga orang ; Adam metik bass, Eross main melody, Brian pukul-pukul bodi gitar jadi gendang). Saya bisa menyanyi sepuasnya. Bahkan lagu-lagu yang jarang dibawakan seperti Tentang Hidup, Seandainya, Mari Bercinta, Brilliat, dibawakan dengan keren. Suara saya serak. Tidak salah Kak Duta bilang bgini :

“Alasan kenapa kita berani main tiga jam, karena kita punya backing vocal terseru sepanjang masa!!'

Penonton histeris. Berhubung saya juga penonton, saya juga histeris.

Acara ditutup dengan tiup lilin sama Anak Istri masing-masing. Melompat Lebih Tinggi sama Kisah Klasik Untuk Masa Depan jadi lagu andalan terakhir. Foto-fotonya tidak bisa saya posting sembarang karena hak ekslusif SO7. Foto-foto fans beratnya saja, gmana?

Prikitiiw..
Muka-muka orang puas.

Pulang, istirahat, terbang kembali ke Makassar. Kembali menabung. Masih banyak tempat yang mau saya kunjungi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar