- Saya tinggal di Perumahan Dosen, rumah warisan Opa saya. Ayah dan Ibu saya bukan dosen. Ganjil rasanya kalau ditanya "Tinggal dimana?" terus setelah menjawab Perumahan Dosen, mereka pasti bertanya lagi "Orang Tuanya dosen apa?" Saya cuma bisa menjelaskan kalo rumah itu dulunya punya Alm.Opa saya. Saya tidak mau anak saya nantinya seperti itu. Saya mau kalo anak saya nanti ditanya orang "Tinggal dimana?", dengan bangganya dia bilang "Saya tinggal di Perumahan Dosen, dan Ayah saya dosen Komunikasi". Amin.
- Saya pernah masuk koran Pedoman Rakyat tahun 1994 kalo tidak salah, di kolom anak-anak. Disitu tertulis "Syahrir Nawir Nur, ingin seperti Opa". Padahal seingat saya, umur segitu saya bahklan belum tahu kerja Opa ku apa. Sampai akhirnya saya tau, bahwa Opa ku orang yang pantas dijadikan panutan. Iya, saya mau seperti Opa ku. Prof.H.Samin Radjik Nur, SH. Saya selalu merinding baca gelarnya. Saya mau seperti beliau.
- Waktu wisuda S1, kekecewaan terbesar saya adalah karena Ibu saya tidak bisa ikut menemani karena ada tugas ke daerah. Tidak tau kenapa, sedih sekali rasanya. Saya berharap sekali beliau bisa hadir pagi itu. Tidak enak rasanya, saya mau sekali dia datang. Subuh sebelum dia berangkat ke daerah, dia sempat sms "Selamat ya buat wisudamu, Insya Allah Mama temani nanti kalo wisuda S2" . Demi itu, iya sederhana memang.
Hari ini, 5 Juni 2012, teman kantor saya sms dan bilang pengumuman S2 sudah keluar. Katanya saya lulus. Saya belum puas lihat sendiri pengumumannya. Sampai kantor, saya betul-betul lihat pengumumannya. Alhamdulillah.
 |
| Yang bikin salto pagi-pagi. |
Dari semua tes yang pernah saya ikuti, mulai dari tes masuk SMP 12, SMA Kachak, JNS, dan S2. Ini yang paling banyak bikin saya keringat dingin dan kepikiran.
Setidaknya saya bisa sedikit lega. Selain banyak nazar yang harus saya jalani. Teima kasih ya Allah, jadi mahasiswa ka lagi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar